“Demikianlah
tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling
besar di antaranya ialah kasih.”
Di
dalam nas tersebut terdapat tiga pokok pikiran yakni iman, pengharapan, dan
kasih. Tiga hal ini sering disebut sebagai dasar di dalam ajaran Kekristenan.
Iman tak jarang diartikan sebagai rasa percaya atau yakin akan ‘sesuatu’. Di
dalam hal ini tentu Iman kepada Kristus. Iman juga bukan hanya berarti percaya
atau meyakini Kristus, tetapi lebih dari itu yakni iman berarti mempercayakan
dan menyerahkan diri kepada Yesus Kristus. Begitupun dengan pengharapan, ini
merupakan pokok penting di dalam ajaran Kekristenan. Orang Kristen adalah orang
yang selalu memiliki pengharapan di dalam Kristus.
Namun
di dalam nas tersebut dapat dilihat bahwa dari antara ketiga pokok utama
tersebut, kasih mendapat keunggulannya yang mutlak. Hal ini disebabkan oleh
karena kasih tak memiliki batas waktu layaknya iman dan pengharapan. Seberapa
pun besarnya iman dan pengharapan, kasih masih lebih besar. Ketika segala sesuatu yang dimiliki manusia
berlalu, kasih masih akan tetap ada. Kasih sendiri adalah kekal. Iman dan
pengharapan hanya berlaku ketika manusia berada di dunia ini, tetapi di dalam
kehidupan kekal yakni ketika manusia yang telah diselamatkan tinggal
bersama-sama dengan Allah, hanya kasih yang akan tetap ada dan kekal.
Begitu
juga halnya berlaku di dalam kehidupan seorang Kristen di dalam relasi
pernikahan dan keluarga. Kasih harusnya menjadi hal yang mutlak di dalamnya.
Ketika kasih mengambil bagian di dalamnya, muncullah dalam kehidupan pernikahan
dan keluarga tersebut, sebuah hubungan yang tak dapat dilawan oleh serangan
sang waktu dan yang melampaui kematian. Karena hanya sebuah kepalsuan apabila
di dalam kehidupan pernikahan dan keluarga Kristen ketika ia mengimani Kristus,
dan berpengharapan di dalamNya, tetapi tidak ada kasih yang nyata di dalamnya.
Iman tanpa kasih menjadi dingin, dan pengharapan tanpa kasih menjadi suram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar